Selasa, 03 Desember 2019

Ternyata bukan cinta


Pada saat itu aku masuk  sekolah di bangku SMP, pertama kali melihat sosok pria yang menggangu pikiran dan hati, apa daya aku ini tipe orang yang kurang berani untuk mengajak bicara orang yang belum ku kenal,dia bukan teman sekelasku, aku hanya bisa memandangnya pada saat bel sekolah berbunyi, itupun hanya di lapangan sekolah saat dia bermain bola.Setiap melihat apalagi berpapasan langsung di kantin hati ku sangat bahagia, apakah aku suka dengan nya? Entahlah...

Apapun yang dia pakai seperti saputangan selalu ku perhatikan, setiap hari dia membawa saputangan berwarna ungu dengan motif yang berbeda, entah berlebihan atau tidak, mulai saat itu sampai detik ini aku menyukai warna ungu. Memang terdengar sangat aneh, hanya karna saputangan yang setiap hari Dia bawa, membuatku menjadikan warna ungu sebagai warna favorite ku.Beberapa lama aku memendam rasa yang aneh ini,tanpa 1 pun teman dekat ku mengetahuinya, gelisah karena tidak bisa berbagi cerita kepada siapapun, tidak bisa berbagi rasa kepada orang lain, ya seperti itu lah aku, yang hanya memilih diam dan memedam nya sendiri.

Beberapa waktu berlalu, mendengar kabar bahwa Dia memiliki kekasih, Kesal rasanya hati ini setelah mengetahui Dia baru memiliki kekasih dari kelas lain, apa daya aku bukan orang yang berani mengungkapkan rasa yang ku punya, kekesalan yang aku rasakan akibat dari kesalahan ku yang tidak berani jujur kalau aku suka padanya.2 tahun berlalu, naiklah aku menjadi kelas 3 SMP,rasa yang aku punya masih sama terhadap orang yang sama juga, sampai tiba saat nya aku mendengar kabar Dia putus dengan kekasihnya, senang rasanya hati ini,tapi tetap saja aku belum berani untuk bicara kepadanya..

 tapi kesenangan itu hanya ku rasakan beberapa waktu saja setelah mendengar kabar Dia sudah berpacaran dengan adik kelasku. Pada saat itu aku memutuskan untuk tidak mengharapkan apapun, aku hanya akan menyimpan rasa ini sendiri, karna aku malu untuk mengungkapkan rasa ini kepada teman teman ku, karna apa yang aku cerita kan kepada mereka belum tentu mereka rasakan juga, kemungkinan aku akan jadi bahan olokan nya, yaa karna begitu lah teman teman dekatku, suka bergurai tanpa melihat situasi dan kondisi nya.

Selang beberapa bulan aku mendengar kabar gembira lagi kalau Dia sudah putus dengan adik kelasku, rasa yang ku punya ini bangkit kembali, ingin rasanya aku berkenalan dengan nya terlebih dahulu, tapi tetap saja aku tidak punya nyali untuk hal ini, kadang aku merasa kesal kepada diri sendiri karna tidak punya keberanian untuk berkenalan saja. Yasudahlah mungkin memang sudah takdir nya bahwa aku hanya bisa memandanginya dari kejauhan.Tak ku sangka-sangka, Sampai dimana keadaan yang tidak pernah ku bayangkan sebelumnya, Dia.. Sosok lelaki yang dari kelas 1 hingga kelas 3 ku sukai itu menanyakan aku kepada teman sekelasku, sempat tidak percaya sama sekali, keajaiban itu datang.

Hati ini rasanya makin berdebar tidak karuan saat pertama kali aku dan Dia mulai berkenalan dan berbincang bincang , hari hari kami lewati bersama,rasanya hampir tidak percaya bisa sedekat ini.
Setiap bel istirahat berbunyi, biasanya aku hanya bisa memandangi nya dari kejauhan, ternyata hari ini aku bisa sedekat ini dengan nya. Tiba saat nya dimana Dia mengungkapkan perasaan nya padaku, Aku sangat terkejut, entah apa yang aku rasakan pada saat itu,mungkin aku gembira?Aku diam dan berfikir kenapa baru sekarang? Pada saat dimana aku dan dia akan lulus dari sekolah itu, kemana saja kamu selama 3 tahun ini tidak melirik ku sama sekali.

Beberapa menit kemudian aku memberikan jawaban, jawaban yang pasti kalian kira aku akan menerimanya, tetapi TIDAK, iyaa aku tidak menerimanya,karena beberapa bulan belakangan aku sudah menerima cinta dari sosok lelaki lain, kelasnya tepat bersebelahan dengan kelasku.apakah aku menyesal tidak menerima cinta dari lelaki yang ku nantikan selama 3 tahun belakangan ini? Ternyata tidak sama sekali, aku sempat bingung dengan perasaan ku.

Seharusnya ini moment yang ku nanti -nanti selama 3 tahun ini, tapi selama aku dekat dengan nya aku tidak merasakan rasa ingin memilikinya,aku hanya senang bisa bicara dan berkenalan dengan nya, ternyata perasaan suka ku selama 3 tahun ini hanya rasa kagum pada sosoknya saja,bukan rasa yang aku rasakan pada kekasihku saat itu,aku hanya berharap bisa dekat selayaknya teman dekat saja, aku tidak berharap untuk bisa menjadi kekasihnya.Sesal yang ku rasakan sampai detik ini karena aku mematahkan hati lelaki yang selama 3 tahun ini ku kagumi. Lagi dan lagi apa yang aku rencana kan berbeda dengan takdir Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar